Fatih Bertemu Komunitas Danger

Kamis, 2 maret 2017 langit masih terselimuti mendung dan tampak hujan-hujan kecil masih berusaha membuat halaman Kantor pasirputih berlumpur, anggota serta partisipan Pasirputih masih terlihat santai di setiap ruang kantor. tiba-tiba terlihat beberapa anak muda datang yang, wajahnya tak asing bagi teman-teman pasirputih yakni teman-teman dari  Komunitas Danger.

Kedatangan Komunitas Danger adalah angin segar untuk persiapan Bangsal Menggawe tahun ini. Pasalnya, komunitas ini sangat ditunggu sepak terjangnya dalam kegiatan sosial yang berskala lebih besar.

Komunitas Danger merupakan komunitas anak-anak muda, yang dulu memiliki image yang kurang baik di masyarakat, dengan mereka mulai membuka diri, komunitas ini perlahan berubah membangun image yang baik. “ Kami pernah melakukan kerja-kerja sosial seperti gotong royong, membersihkan got dan merubah  tempat pembuangan sampah,  yang mana selayaknya tempat itu bukan tempat pembuangan sampah menjadi taman bermain” ujar Yadi (Ketua Komunitas Danger).  Kerja sederhana yang mereka lakukan ternyata memberikan kesadaran kepada masyarakat serta menginspirasi kelompok-kelompok pemuda yang lain.

Kumpul di rumah Komunitas Danger.

Komunitas Danger akan dilibatkan di acara Bangsal Menggawe tahun ini. Teman-teman Komunitas Danger dikenalkan dengan Fatih Kudus Jaelani. Ia seorang seniman dari Komunitas Rabu Langit, yang di agendakan bisa berkolaborasi dengan Komunitas Danger. Fatih, adalah panggilan akrabnya,  diharapkan bisa memberikan pandangan-pandangan sosial dan kesenian kepada komunitas ini, serta membangun komunikasi antar komunitas lain yang lebih baik lagi.

Perkenalan teman-teman Komunitas Danger dan Fatih dengan cepat membangun komunikasi yang interaktif, meskipun dibungkus dengan canda dan tawa. Tak sampai di situ, Fatih diajak berkunjung ke tempat perkumpulan mereka di Dusun Karang Desa, Desa Pemenang Barat, sebuah rumah mewah lengkap dengan lapangan futsal milik salah satu anggota Komunitas Danger. Sesampai di tempat perkumpulan mereka, keakraban semakin terlihat. Bahkan Yadi sesekali bercanda dengan bermain metafora “Kalau di sini, setiap malam kita terbang ke bulan bang” ujarnya sambil tertawa. ***

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.