Bangsal Menggawe 2016:
“Membasaq”

Membasaq adalah tema Bangsal Menggawe 2016. Diambil dari bahasa Sasak, kata ini bisa diartikan sebagai ‘membasuh’ atau ‘menyucikan diri’. “Mandi” atau “membasahkan diri ke laut” adalah ritual lokal yang dipercaya oleh sejumlah masyarakat pemeluk agama Muslim, Hindu, dan Budha di Kecamatan Pemenang. Sebagai sebuah ritual yang mirip satu sama lain, Membasaq merupakan ritual yang didasari oleh keyakinan orang-orang bahwa air laut di pantai bangsal sangat mujarab untuk menyembuhkan berbagai penyakit.
Cerita tentang ritual itu pun membuahkan premis yang menginspirasi gagasan tematik Bangsal Menggawe 2016: sesungguhnya, kebiasaan lama yang masih tersisa sampai sekarang itu adalah gambaran konkret tentang kerukunan antarumat. Kerukunan antarumat adalah aset utama Kecamatan Pemenang yang sesungguhnya, yang dilakukan (secara sadar atau tidak) setiap hari oleh warganya, tetapi seolah-olah keunggulan nilainya berlalu begitu saja. Pelaksanaan Bangsal Menggawe: “Membasaq” dijadikan sebagai tonggak baru yang menegaskan aset itu, baik sebagai janji maupun sebagai otokritik bagi warga masyarakat Pemenang kontemporer.

Otty Widasari
Lahir tahun 1973. Tinggal dan berkarya di Jakarta. Otty Widasari adalah seorang seniman (terutama lukis dan video), pembuat film, aktivis media, penulis, dan kurator. Ia sempat menempuh pendidikan bidang jurnalistik di IISIP Jakarta, dan menyelesaikan studi untuk bidang senirupa-nya di Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Ia adalah salah seorang pendiri Forum Lenteng. Sejak tahun 2008 hingga kini, Otty adalah Direktur Program akumassa: Pendidikan Media Berbasis Komunitas.
Karya dokumenter yang berjudul Naga Yang Berjalan Di Atas Air (2012) pernah dipresentasikan di 4th DMZ International Documentary Film Festival, Korea Selatan. Karya-karyanya yang lain juga telah dipresentasikan di beberapa perhelatan internasional, antara lain Translated SPACE, ID Conteporary Art of Indonesia, Kunstraum Kreuzberg, Berlin (2010); Yogyakarta Biennale (2013); Jakarta Biennale (2013); dan SeMA Biennale Mediacity Seoul, Korea Selatan (2014). Tahun 2011, Otty menjadi salah satu nominasi Indonesian Art Awards.

Arief Yudi
Lahir tahun 1967. Tinggal dan berkarya di Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka. Dia adalah seorang seniman dan kurator. Sejak era ’90-an, dia banyak terlibat dalam berbagai proyek seni rupa kontemporer, baik lokal maupun internasional. Dia salah satu pendiri Galeri Barak di Bandung pada tahun 1999 dan menginisiasi Bandung Performance Art Festival.
Tahun 2005, Arief mendirikan Jatiwangi Art Factory (JaF), sebuah organisasi yang fokus pada pengembangan praktik-praktik kreatif berbasis warga dan sebagai salah satu metode untuk penanggulangan konflik sosial yang terjadi di lingkungan masyarakat Jatiwangi. Selepas menjadi Direktur JaF, Arief kini fokus mengelola JaF Gallery, mengembangkan program-program residensi seniman yang menerapkan proyek seni partisipatif, serta mengkaji, menemukan dan mendayakan potensi wilayah lokal di Jatiwangi.