Selasa, 15 Januari 2019, pukul 16.00 Wita, partisipan Kelas Mendea mendapatkan materi khusus dari Hafiz, Ketua Forum Lenteng (Jakarta), yang disampaikan melalui Skype. Karena kendala teknis, setiap partisipan menyimak ceramah Hafiz melalui ponsel masing-masing.
Secara umum, materi Hafiz adalah tentang seni dan aktivisme. Ada empat poin penting dari Hafiz, yaitu (1) pentingnya subjektivitas seniman (dan kesenimanan), (2) Spesifikasi (fokus terhadap isu tertentu), (3) Unifikasi (keunikan isu dan bingkaian), dan (4) Daya Kritis (pentingnya kritisisme pegiat/peneliti/seniman terhadap isu yang diangkat di dalam karya).
Hafiz menekankan bahwa subjektivitas individual seoarang seniman ataupun pegiat kultural mesti berhubungan, relevan, dan kontekstual dengan subjektivitas kolektif/komunitas yang menaunginya. Hubungan timbal-balik antara individu dan kolektif inilah yang akan mendasari spesifikasi atas masalah, karena kolektif/komunitas mewakili lokalitas dan cara pandang arif suatu masyarakat, sehingga bingkaian yang dilakukan dapat hadir secara objektif dan dipahami oleh masyarakat umum.
Tidak lupa pula Hafiz juga menyampaikan signifikansi dari gerakan-gerakan aktivisme kultural, seperti yang digalakkan oleh Pasirputih dalam Program Aksara Tani, yang mana cakupannya tidak hanya terbatas pada eksplorasi artistik semata, tetapi juga merambah hal-hal yang lebih relevan dengan masalah sosial sehari-hari. Pertanian, sebagai contohnya, adalah isu yang penting dan telah menjadi medan eksplorasi yang tak kalah menarik dibandingkan ranah-ranah yang lain. Menjadi berdaya di ranah pertanian, pada kenyataannya, juga penting bagi seni dan aktivisme. Oleh karena itu, ide soal literasi pertanian adalah sesuatu yang tak bisa lagi dipandang sebelah mata.
Aksara Tani, lewat Kelas Mendea, perlu dijaga konsistensi dan keberlanjutannya, dalam rangka menggiatkan kampanye soal literasi pertanian tersebut.





