Setelah berjalan hampir satu bulan dalam penyaluran bantuan kemanusiaan Yayasan Pasirpastih. Di selah-selah kesibukan saat membungkus barang, tidak jarang kawan-kawan dari lembaga lain datang untuk bersilaturahmi dan mengajak kami bekerja sama membantu meringankan beban warga terdampak gempa. ada yang datang dari Sanggar Seni Midang, Sanggar Kebun Indah, Any One, Ahe dan komunitas-komunitas lokal yang berupaya sama dengan kami.
Pada saat itupun kami kedatangan tamu dari Surabaya yaitu Kampoeng Edukasi. yang merupakan salah satu organisasi berpengalaman dalam pendampingan edukasi-psikologi(trauma Healing) kepada warga teradmpak bencana. Kampoeng Edukasi secara bersama-sama melakukan yang terbaik untuk meringankan beban warga dalam memenuhi kebutuhan di masa tanggap bencana. seperti kata Otty Forum Lenteng “Berbuat untuk bermartabat”,
Kampoeng Edukasi mulai melakukan pendampingan psiko-edukasi beberapa hari sebelum bertemu dengan Pasirputih. Sebelumnya mereka berposko di SMK 1 Pemenang dan melakukan trauma healing pada titik pengungsian yang ada di sekitar Pemenang. Kampoeng Edukasi dikoamndoi oleh Dodo K Wibowo (Dodo) yang membangun komunikasi bersama Muhammad Sibawaihi atas rekomendasi Bang Ayip, salah satu keluarga Pasirputih yang tinggal di Belanda.
Pasirputih dan Kampoeng Edukasi bersepakat untuk membangun posko bersama. sementara ini Kampoeng Edukasi membangun posko kemanusiaan di Kekeri, satu posko dengan Pasirputih. Saat itu kami meminta izin kepada warga untuk memanfaatkan bangunan bekas bengkel mobil yang berada tepat di depan posko Pasirputih. Atas nama kepedulian, warga tersebut mengizinkan kami untuk memanfaatkan banguanan tersebut dan sejak saat itu kami mulai membangun tenda memindahkan barang-barang bantuan seperti terpal dan baju layak pakai.
Sejak saat itu penyaluran bantuan kemanusiaan dilakukan bersama-sama. Pemenuhan kebutuhan sembako dan barang-barang perlengkapan hidup kami upayakan bersama. Dalam proses kerja dan penentuan lokasi penyaluran dikomandoi oleh Pasirputih.
Pola kerja sama yang kami langsungkan bersama Kampoeng Edukasi adalah dengan Live In di pengungsian. Live In merupakan sebuah kegiatan mabit(menginap) di pengungsian dengan memberikan edukasi-psikologi dan trauma Healing terhadap warga terkena dampak gampa melalui sekolah-sekolah. Live ini juga di meriahkan dengan konser tree O Amphibi dan pemutara filem oleh kawan-kawan Kampoeng Edukasi.
Ada beberapa tempat yang telah kami kunjungi dan live in selama dua hari satu malam. Diantaranya di Selebung Desa Sokong Kec. Tanjung, Telok Borok Desa Malaka Kec. Pemenang, Kujur Kec. Gangga, Dusun Medas Desa Taman Sari Kec. Gunungsari, Dusun Kelungkung Desa Senaru Kec. Bayan, Gili Meno, Desa Gili Indah Kec. Pemenang Dan Dusun Kelanjuhan Desa Gumantar Kec. Kayangan.
Live in #1 Dusun Selebung, Desa Sokong kec. Tanjung Lombok Utara (30/08/2018) merupakan live in pertama bersama Sanggar Seni Dusun Midang. Selebung merupakan sebuah Dusun yang memiliki struktur masyarakat yang kuat dengan tradisi gotong royong. warga disana begitu tanggap menyikapi bencana. reruntuhan rumah mereka dibersihkan dengan pola gotong bergilir dan membuat jadwal eksekusi pembersihan reruntuhan rumah.
Selain itu kalangan pemuda di Selebung begitu aktif memeriksa, melayani dan mengabdikan diri kepada warganya. Pada saat itu tim Pasirputih dan Sanggar Seni Midang menggelar konser, pelayanan kesehatan, membantu tenaga pengajar di sekolah darurat dan berbagi pengetahun dengan pemuda
Gagasan live in ini sesungguhnya muncul dari kebersamaan kami di Selebung. Warga mengajarkan kami bagimana sesungguhnya membangun psikologi masyarakat yang terkena dampak bencana, kekompakan dan kebersamaan mereka membuat kami membayangkan jika hal itu bisa terbangun di pengungsian yang lain. lantas mereka berfikir, “Lombok baik-baik saja”.
Live In #2 Desa Telok Borok, Desa Malaka, Kec. Pemenang Lombok Utara. pada Live In kali ini Kmpoeng Edukasi mulai ikut seta bersama kami memberikan pengalihan psikoilogi sebagai bagian dari proses trauma healing. Proses ini dilakukan pada waktu sore dan pagi hari. Saat itu, kami juga bertandang bersama kawan dari Negri Singapura yang juga menjadi relawan kemanusiaan gempa Lombok.
Realitas sosial warga Telok Borok sangat berberda dengan warga Selebung. Jika Selebung memiliki mental masyarakat yang tangguh, Sementara Telok Borok memiliki gestur sosial yang belum mampu move on dari kejadian gempa. warga butuh pemantik untuk menyulut gerakan-gerakan warga terutama kalangan pemuda yang dapat membangun semangat untuk pulih dari keterpurukan.

Ada persoalan yang kami temukan saat itu, bahwa adanya mis komunikasi antara Kepala Dusun dengan warganya. ketika kami bersilaturahmi ke Kadus Telok Borok ia bercerita soal ketidakmampuannya mengorganisir warga untuk membagikan sumbangan secara merata, sementara saat sumbangan langsung diberikan ke warga, Kadus menjadi kambing hitam karena dianggap tidak adil dalam mengarahkan relawan. bahkan Kadus Telok Boroq menegaskan “jangan membawa sumbangan jika tidak melaluli saya, sebab jika sumbangan tidak merata, Kadus tidak lagi menjadi manusia tapi jadi binatang” lugasnya, menghimbau kepada kami sambil menikmati kopi di berugak depan rumahnya.
Live in #3 Dusun Kujur Desa Rempek, Kec. Gangga Lombok Utara. Kujur merupakan slah satu wilayah di kaki gunung rinjani. disini, warga berprofesi sebagai petani kopi, di Kujur warga bergembira ria menyambut kami, anak-anaknya yang ceria, masyarakatnya yang ramah. Walau di pengungsian mereka tetap beraktivitas seprti biasa, mereka tetap merawat kebun kopi mereka.
https://www.instagram.com/p/Bngr4nLjChU/?taken-by=pasirputih_pemenang
Pada saat itu, kami berkesempatan untuk melihat proses produksi kopi mulai dari memetik hingga di sangrai. Kami juga baru mengetahui bahwa kopi sasak berasal daerah ini. namun saat kami berbincang dengan ppetani kopi, ada semacam kesenjangan yang terjadi antara pengepul dengan petani kopi. Pasalnya mereka membeli kopi dari petani dengan harga yang sangat murah, tidak semahal saat gempa belum terjadi. Namun warga pasrah dengan penawaran tersebut karena tidak tau lagi bagaimana mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhan.
kami menyadari bahwa potensi ini penting menjadi daya yang dapat memperbaiki kondisi warga. sehingga Pasirputih berupaya untuk mempromosikan produk kopi dari Kujur tersebut ke beberapa kawan penikmat kopi di tanah air ini.

Dalam proses tersebut kawan-kawan Kampoeng Edukasi memberikan edukasi kebencanaan melalui pendekatan sulap dan alter ego dengan Ventriloquist(Suara Perut) oleh Arya salah satu relawan Kampoeng Edukasi dengan boneka bernama Uma. Selain itu kawan-kawan Tree O Amphibi juga menggelar konser bersama warga.
Sebelumnya ada salah satu lembaga penanganan bencana yang mengajak kami berdiskusi soal kebencanaan yaitu compress mengajak Pasirputih mempelajari tentang gempa yang terjadi di Lombok dan mengupayakan adanya pendampingan psikologi agar warga Lombok cepat pulih dari keadaannya.

Selain itu Compress juga mengajak kami untuk melakukan pesebaran penegtahuan kebencanaan agar tersebat secara masif. Pasirputih dalam hal mengarahkan kawan-kawan compress untuk berbagi bersama pemuda yang bergeak untuk warganya seperti di Dusun Kebun indah Desa Sesela, Kec. Gunungsari Lombok Barat. ***