Catatan kegiatan presentasi publik hasil lokakarya Kelas Mendea
Kelompok: Dioceous
Anggota: Pakhrul Yani, Pahrul Fiqi Izomi, dan Zairurrahman
Nama Proyek/Kegiatan: Nenggale
Produk:
- Pameran Alat-alat Pertanian Zaman Lampau
- Instalasi Bebonto (Alat Pengusir Hama Burung), dan
- Baju Kaos Bersablon Pengetahuan Pertanian
Perjalanan Pakhrul Yani, Pahrul Fiqi Izomi, dan Zairurrahman membawa mereka pada persoalan tentang pergeseran penggunaan teknologi pertanian dari massa ke massa. Untuk menanggapi hal itu, teman-teman yang tergabung dalam kelompok Dioceous ini membingkai kegiatan atau proyek mereka ke dalam tajuk Nenggale. Kata “nenggale” sendiri adalah kegiatan membajak sawah dengan menggunakan alat tenggale yang ditarik oleh kerbau, yang kini sudah mulai tergantikan dengan traktor.


Mereka mengumpulkan alat-alat pertanian sederhana yang masih ada meskipun sudah tak digunakan lagi dan mengajak anak-anak sekolah di sekitaran Kecamatan Pemenang untuk mengenal alat-alat pertanian dahulu. Selain memamerkan alat-alat tradisional, mereka juga membuat instalasi bebonto (orang-orangan sawah yang dibentuk dari batok kelapa, kayu, baju bekas, dan kaleng) untuk mengusir hama burung di lahan padi. Pembuatan instalasi bebonto ini juga merupakan suatu bentuk respon kelompok Dioceous atas semakin berkurangnya lahan sawah, yang karenanya bebonto sudah tak banyak digunakan lagi.



Kelompok Dioceous juga mengabadikan pengetahuan tentang siklus tanam dengan menyablon baju-baju warga. Ini merupakan langkah yang diambil oleh teman-teman untuk “menanam” pengetahuan tentang pertanian ke media-media yang lekat dengan keseharian warga, seperti baju yang dipakai sehari-hari.


Tidak lupa, kelompok ini pun juga melakukan kegiatan mendea, yaitu dengan membarter kangkung, baju, dan informasi-informasi tentang lahan dan sawah dari warga.
