Pasirputih; #Purapurarelawan, Kadang-kadangkorban

Pasca gempa bumi berkekuatan 7,0 Magnitudo yang mengguncang Lombok pada 5/08/2018 Pasirputih berinisiatif untuk melakukan upaya pemulihan terhadap diri dan pemenang yang  merupakan salah satu lokasi dampak gempa paling parah diantara tempat yang lain. pemenang sebagai basis Pasirputih mendirikan lokasi pengungsian di belakang polsek pemenang yang bertempat di Dusun  Karang Subagan Daya, Desa Pememang Barat, Kec. Pemenang.

6/08/2018, Muhammad Sibawaihi(Siba), Ahmad Humaidi dan Albert Rahman Putra mulai mengabarkan pada jejaring komunitas yang pernah duduk bersama, berbagi, bermitra ataupun berkarya bersama untuk memandang pemenang dan Pasirputih sebagai salah satu keluarga yang terkena dampak gempa bumi Lombok. saat itu Pasirputih mulai membuka donasi untuk kawan-kawan yang ingin berbagi rasa bersama warga baik dengan nominal rupiah ataupun barang yang dapat dimanfaatkan sebagai pemenuhan kebutuhan hidup di pengungsian.

Di hari pertama membuka donasi tersebut beberapa kawan langsung mengirimkan donasinya untuk disalurkan kepada warga yang terdampak gempa. Pada tanggal 7/08/2018 Pasirputih pertama kali menyalurkan bantuan ke tiga titik yaitu Dusun Bentek, Menggala dan pengungsian belakang Polsek Pemenang dengan membawa bahan makanan pokok(sembako).

Sejak saat itu donasi terus-menerus masuk ke rekening Pasirputih. Empati kawan-kawan dari luar daerah ataupun yang berasal dari luar negri untuk membantu upaya pemenuhan kebutuhan warga terdampak gempa khusunya derah lombok utara. sejak saat itu upaya ini terus berlanjut hingga sekarang. Saya juga tidak menyangka akan menjadi penyalur bantuan kemanusiaan kepada warga terdampak gempa. Setelah kawan-kawan mulai berupaya untuk membantu warga lombok lewat Pasirputih. Sejak saat itupun Pasirputih mulai merasa bertanggung jawab untuk tetap meyalurkan bantuan kemanusiaan kepada warga.

Pola pemenuhan kebutuhan warga terdampak gempa agar berjalan efektif dan tepat sasaran. Pasir putih membentuk satu tim khusus untuk turun survei melihat kondisi warga. karena dalam beberapa kasus beberapa titik pengungsian yang berada di bibir jalan utama sempat menjarah  logistik yang dibawa oleh relawan yang lain. kondisi ini mengharuskan Pasirputih untuk membentuk tim survei untuk dapat membangun komunikasi dengan warga agar dapat dikawal dan logistik atau barang-barang pemenuhan kebutuhan tersebut dapat sampai pada titik pengungsian yang dimaksudkan.

Untuk menjalankan amanah dengan baik Pasirputih kemudian menetapkan posko penyaluran bantuan kemanusiaan ini di Dusun Kekeri Timur, Desa Kekeri, Kec. Gunungsari. Yang merupakan kediaman saudari bungsu dari keluarga Muhammad Ghozali dan siba. Pertimbangan siba dan kawan-kawan waktu itu dengan melihat kondisi warga yang belum stabil, dikahwatirkan dapat mengahambatan niatan baik relawan Pasirputih untuk menjalankan amanah secara bertanggung jawab.

Posko di kekeri menjadi pilihan efektif karena jarak antara lombok utara sebagai zona merah lokasi terdampak paling parah cukup jauh yaitu dengan jarak tempuh sekitar satu jam. Alasan lain yang muncul setelah itu ialah terawatnya semangat relawan yang bertugas menyalurkan logistik karena jika relawan langsung berbaur bersama warga terdampak gempa, kawan-kawan khawatir kondisi di pengungsian mempengaruhi psikologi relawan Pasirputih.

Memang sejak awal penyaluran bantuan tersebut Pasirputih berposko di Kekeri. Sehingga para relawan yang ikut serta meringankan beban warga terdampak gempa khususnya di  Lombok Utara dominan dari para pemuda yang berasl dari daerah sekitar Kekeri yaitu para pemuda yang berasal dari Desa Kekeri, Desa Midang dan Desa Sesela.

Secara keseluruhan tim relawan Pasirputih berjumlah tiga puluhan orang. Mereka ikut mejadi relawan atas dasar kepedulian dan ikatan kekeluargaan dengan Pasirputih. Beberapa kawan sempat terheran dengan inistif yang muncul dari Pasirputih untuk menjadi relawan, sebab realitasnya Pasirputih merupakan salah satu komunitas yang berbasis di Pemenang yang merupakan daerah terparah terdampak gempa bumi. Hal itu yang mengetuk para pemuda untuk ikut serta dalam tim relawan Pasirputih dan kami memiliki hastag sebagai penabuh semangat bersama yaitu #purapurarelawan, kadang-kadangkorban.

Namun ada semacam kekhawatiran yang menghantui kami tentang perubahan psikologi atas apa upaya yang dilakukan yaitu merasa Superior(Unggul) dari warga yang lain dan merasa “Sok Pahlawan” seolah menyelamatkan dan mampu memenuhi kebutuhan warga terkena dampak gempa dari keadaan yang mencekam.

Penyaluran bantuan Kemanusiaan ke beberapa titik pengungsian. 8/08/2018.

Oleh karena itu, kawan-kawan selalu memperingatkan diri bahwa kita sejatinya adalah korban yang menjelma menjadi relawan karena menjalankan amanah yang dititipkan oleh kawan-kawan donatur yang mempercayakan Pasirputih sebagai salah satu media penyaluran bantuan kemanusiaan tersebut. ***

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.