Bangsal Cup: Gotong Royong Di Bangsal

Bangsal menjadi saksi berkembangnya ide-ide kreatif dari zaman ke zaman, selain tempat bermain dan diskusi, menurut dari cerita para pemain bola di Pemenang, Bangsal merupakan lokasi favorit untuk latihan setiap hari, berlari di pantai katanya akan memberikan kita kesan berbeda, terutama saat bermain bola.

Akan mendapat pengalaman menarik, ada kesulitan yang cukup menantang ketika berlari dan berlatih di pantai. Ini yang kemudian menjadi salah satu aktifitas warga Pemenang dari beberapa tahun lalu.

Saat ini, Bangsal masih diakses warga sebagai tempat bermain dan sekaligus menjadi tempat ritual bagi semua agama di Pemenang. Bangsal masih terkesan “mistis” bagi banyak orang di Pemenang.

Bangsal masih menjadi lokasi cair, tempat bertemunya banyak aktifitas dan golongan, begitu juga bertemunya semua agama di sini.

Maka dari cerita sejarah bola di Pemenang itulah, akhirnya Bangsal Cup mulai diadakan dari tahun 2016 lalu. Tahap demi tahap dilakukan. Mengingat Bangsal Cup cukup diminati warga Pemenang, terutama pemuda-pemudanya. Beberapa tahap sudah disiapkan seperti mengundang instansi dan komunitas untuk ikut Bangsal Cup dengan mengiriminya surat serta dilampirkan formulirnya, pembuatan gawang, negosiasi dengan beberapa pihak seperti Kecamatan, Kepolisian dan tetangga dimana lokasi Bangsal Cup akan dilaksanakan dan menyiapkan lapangan.

Kenapa harus menyiapkan lapangan?

Mengingat Pantai Bangsal yang menyempit akibat gelombang cuaca yang tidak bersahabat beberapa Minggu lalu, mengakibatkan pantainya menyempit dan terdapat banyak sampah.

Pada tanggal 9 Maret 2017, tim Bangsal Menggawe, Komunitas Danger dan para pelatih Rudat, turun membersihkan dan meratakan sebagain Pantai Bangsal sebagai lokasi Bangsal Cup yang akan di mulai dari tanggal 11 Maret 2017. Kami sedikit kewalahan mengerjakannya, tapi kami sangat menikmatinya, di temani juga oleh seorang penjaga sebuah Villa yang ada di Pantai Bangsal sebelah timur, tepatnya di parkiran boat menuju Gili Air.

Nampak pantainya sedikit miring, padahal tahun lalu ketika Bangsal Cup terlaksana, pantainya masih bisa digunakan tanpa meratakannya terlebih dahulu. Mengingat peserta gotong royong yang sedikit, peralatan yang kami gunakan juga terbatas dan memaksakan kami bergantian menggunakannya. ***

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.