Bertemunya Dua Kurator di Suatu Malam Hingga Pagi

Hasil memang tidak pernah mengkhianati usaha. Hari ini, 20 Februari 2017. Para Kurator Bangsal Menggawe “Siq-Siq O Bungkuk” 2017 yaitu Muhammad Sibawaihi Dan MG Pringgotono tengah mendiskusikan/mengupas detail Kegiatan Bangsal Menggawe mulai dari pra, event dan pasca kegiatan. Mencoba memetakan kegiatan seniman mulai dari kedatangan, masa residensi hingga acara puncak. Keterlibatan warga atas kegiatan Bangsal Menggawe tahun ini. Membaca realitas memadukan aliran seni setiap seniman dengan lokasi residensi dan masih banyak lagi.

Malam ini memang cukup gerah, saya (Ahmad Ijtihad) dan dua kurator Bangsal Menggawe duduk santai di teras kantor pasirputih yang mulai hening karena tim Bangsal Menggawe yang lain tengah merebahkan badan, merehatkan diri setelah pulang dari kegiatan Lokakarya Teman Seni Lombok yang dilaksanakan di Lombok Timur sejak 2 hari lalu. Perjalanan yang cukup jauh dan menguras fokus karena hari minggu biasanya menjadi ajang Nyongkolan (budaya adat sasak tentang prosesi pasca pernikahan) sebagai penyebab terjadinya kemacetan di beberapa titik bahkan sampai memenuhi badan jalan. Namun hal itu tidak sedikitpun mengurangi semangat dan tekat para tim Bangsal Menggawe untuk mempersiapkan kegiatan ini secara maksimal.

Muhammad Sibawaihi dan MG Pringgotono.

Obrolan itu dimulai dari peta. Adobe Ilustrator masih menyala di laptop MG Pringgotono, sembari mengajarkan kepada saya bagaimana mengoprasikan aplikasi desain tersebut. Dan mencoba membuat kotak-kotak, lingkaran, menambah kalimat ke layer hingga memadukan dua objek menjadi kesatuan bentuk, seperti membuat sket topi dan semacamnya. Karena persiapan Bangsal Menggawe membutuhkan peta untuk mendefinisikan lokasi, jumlah komunitas kepemudaan, jumlah sekolah, jumlah teman seniman, dan mencoba membayangkan gerakan-gerakan seniman kepada warga dan menyesuaikan terhadap komposisi warga pada lokasi tersebut.

00:11 WITA jarum pendek berdiri tegak, malam semakin larut dan suasana semakin hening, pembahasan mulai merujuk ke hal-hal mendasar tentang pola residensi dan bagimana melibatkan warga pada kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh para seniman pada Bangsal Menggawe tahun ini. Mulai dari satu seniman ke seniman yang lain, sesekali kami tertawa konyol “Mengguyon” malam seolah melarang ngantuk datang, merebah badan dan menghadap langit-langit rumah membebaskan pikiran untuk lebih mempertajam pembacaan realitas.

Ada semacam spesifikasi perbandingan antara Bangsal Menggwe 2016 dan Bangsal Menggawe 2017 yang dalam pelaksanaan tehnis, dan para seniman yang terlibat bahkan lokasi pemetaannya. Namun, pembingkaiannya tetap pada perspektif warga, mengandung misi pada tema “Siq-Siq O Bungkuk”, mengembalikan ingatan warga tentang tata krama baik untuk sadar ruang menyesuaikan diri kapan harus membungkuk (Sopan Santun Dan Menghargai) dan kapan membusungkan dada mencanangkan keberanian (Tegas).

Kemudian dalam diskusi ini berbagai macam pertimbangan, dalam memposisikan setiap kegiatan dengan proporsional, pengaruh dan gaung yang diharapkan oleh kurator kepada para seniman dan dapat menemukan isu-isu sentral yang direspon dengan karya-karya terentu. Al-hasil perbincangan malam ini di jeda dengan menikmati semangkok Soto Dadim yang masih hangat dan cukup pedas tepat pada pukul 03:17 WITA. Sembari mengulas balik perbincangan dari awal yaitu tentang peta, terbit semacam ilham untuk menutupi kekhawatiran yang muncul di tengah pembahasan maka kesepakatan para kurator akan menambahkan satu orang seniman lagi yang akan ikut serta merespon realitas warga di Kecamatan Pemenang yaitu Muzhar (Perupa) yang berasal dari Dusun Menggala, Desa Pemenang Barat, Kabupaten Lombok Utara.

Obrolan asyik dua kurator Bangsal Menggawe di Pelabuhan Bangsal.

Diskusi berlanjut Hingga subuh berkumandang, kami berpindah lokasi ingin menikamti hangat matahari pagi dipelabuhan bangsal, masih dengan pembahasan tadi malam memetakan pergerakan Bangsal Menggawe #2 tentang Siq-Siq O Bungkuk yang semat sebagai tema Bangsal Menggawe tahun ini dan diskusi ini diakhiri setelah selesai mendefinisikan setiap seniman dan bayangan kegiatan yang akan dilakukan.

Matahari pagi di Pelabuhan Bangsal.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.