Hari Pertama Be Young Art Camp #3 2017

23 September 2017

Hari mulai berganti pagi dimana langit mulai mengeluarkan warna-warna yang begitu indah, mata telanjang  yang melihat hijauhnya tumbuh-tumbuhan, pepohonan, yang mengatakan begitu sangat suburnya tanah ditempat lokasi kami, bukit-bukit yang bejejeran mengelilingi tempat lokasi kami, dan burung sudah mulai mengeluarkan suara siulnya sehingga membuat siapa saja yang melihatnya akan menyadari bahwa begitu luar biasanya ciptaan Allah SWT.

Tepat pada pukul 06.00 WITA.  Setelah melakukan kewajiban untuk melakukan sholat subuh, para peserta dan panitia serta fasilitator sudah berkumpul ditengah lapangan untuk melakukan senam pagi yang dipimpin oleh panitia yang bertugas untuk memimpin senam pagi. Memimpin senam juga dilakukan oleh para panitia yang lain dan juga salah satunya peserta “Lingkar Seni Wallacea” dari GORONTALO memimpin senam PINGUIN.

Senam pagi peserta Be-Young Art Camp di Ekowisata Kerujuk bersama kawan-kawan Lingkar Seni Wallacea. Foto : Rifki Dian Arhaman.

Senam masih berlanjut, terlihat para peserta Be-Young Art Camp dan panitia yang ikut dalam senam ini kompak dan berbahagia. Terlihat dari wajah mereka yang sangat ceria sehingga membuat pagi hari ini terasa lengkap dengan melihat senyuman dan tawa mereka.

Dengan berakhirnya kegiatan senam ini, para peserta dan panitia beristirahat dan langsung melakukan sarapan pagi hingga dimulainya kegiatan selanjutnya dan para panitia serta fasilitator juga  mulai kembali ke tugas mereka masing-masing.

***

Siang hari yang bolong ini peserta mulai berkumpul dengan para fasilitator untuk berdiskusi tentang “pemetaan fenomena remaja”.  Pembukaan diskusi ini dibuka oleh salah satufasilitator yaitu kak Oka. Dan disini para peserta dibagi menjadi tiga kelompok untuk membagi pembahasan materi yang telah didiskusikan. Kelompok pertama yaitu membahas tentang “Pernikahan Di Usia Dini” , kelompok kedua membahas tentang persoalan “Kenakalan Remaja” dan kelompok ketiga membahas tentang persoalan “Merantau atau Bersekolah”.

Masing-masing kelompok dipimpin Oleh salah satu fasilitator-fasilitator yang bertugas sebagai pembawa materi kepada setiap kelompoknya. Dan bukan hanya sebagai pembawa materi saja tetapi tugas fasilitator didalam kelompok ini juga sebagai pemberi masukan kepada peserta yang ada dikelompoknya.

Lokasi tempat setiap kelompok berbeda. Mereka mencari tenpat yang dimana mereka dapat membahas persoalan yang mereka akan selesaikan dapat terselesaikan dengan aman dan nyaman. Kelompok satu lokasinya dirumah pohon, kelompok dua lokasinya di Berugak dan kelompok tiga lokasinya dipinggir sungai.

Presentasi masing-masing sekolah.

Materi yang dibahas kelompok satu disini yaitu tentang “pernikahan dini” yang dimana pada persoalan ini pernikahan dini yang kebanyakan para pelakunya dilakukan oleh remaja desa yang memiliki tingkat pendidikan yang kurang. Persoalan yang mendatar yaitu ketika dia memasuki usia dewasa, banyak yang beranggapan bahwa apabila pernikahan tidak dilakukan ketika usia sudah melewati 20th keatas maka mereka para perempuan akan disebut dengan perawan tua. Untik itu kondisi itulah yang menadikan timbulnya persepsi bahwa remaja desa lebih banyak tingkat persentase pernikahan dininya dari pada dengan remaja yang berada dikota. Anggapan-anggapan tersebut munvul karena kurangnya pengetahuan dari masyarakat terpencil mengenai begitupentingnya pendidikan remaja.

Pernikahan dini ini disebabkan oleh beberapa factor salah satunya yaitu Media masa ekspose seks masa menyebabkan remaja modern kian permisif terhadap seks. Dampak negatifnya pernikan dini ini yaitu kehilangan “mada remaja” karena teman sebayanya sedang menikmati liburan dan bersekolah sedangkan dia yang telah menikah telah memiliki status beristri. Dan tentu saja menikah diusia dini akan mengorbankan pendidikannya. Dari sisi kesehatan juga karena hamil diusia muda adalah sangatlah beresiko bagi ibu muda.

Pembahasan soal kenakalan remaja.

Selanjutnya kelompok dua membahas persoalan tentang “kenakalan remaja”. Seperti yang kita ketahui kenakalan remaja ini sangatlah umum dan sangat sering kita dengar bahkan seringkali kita temui. Dimana kenakalan remaja ini adalah suatu perbuatan yang melanggar suatu aturan atau norma-norma bahkan hukum dalam bermasyarakat. Faktor yang menyebabkan kenakalan remaja ini disebabkan oleh dua factor diantaranya yaitu factor internal dan factor eksternal. Contoh dari factor internal salah satunya yaitu control diri yang lemah maksudnya yaitu dimana para remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku ‘nakal’. Dan faktpr eksternalnya yaitu teman sebaya yang kurang baik, lingkungan didalamkeluarga misalnya perceraian kedua orang tua. Dan cara mengatasi persoalan tersebut yaitu adanya motivasi dari pihak keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan prinsip keteladanan.

Hari ini acara berjalan dengan baik, saya dan teman-teman panitia merasa sedikit lega. karena pada proses diawal ini kami menjadi lebih akrab dari sebelumnya dan kami berharap hari esok lebih baik ari hari ini.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.