Kelas Mendea (Hari 12)

Rabu, 9 Januari 2019. Partisipan Kelas Mendea, dalam rangka lokakarya Program Aksara Tani, berkunjung ke Barak Hijau, Pawang Rinjani, di desa Gondang pada pukul 10.15 WITA. Kala itu, para partisipan bertemu dengan Om Ciki, panggilan akrab dari Dedi Pramoehardi, pendiri Pawang Rinjadi. Ia menjadi pemateri khusus di Kelas Mendea hari itu. Om Ciki memberikan materi tentang Konservasi Air dan Pohon, manfaat pohon bagi kehidupan manusia, dan permasalahan air untuk waktu yang akan datang.

Om Ciki, dari Pawang Rinjani, memberikan materi tentang konservasi air dan pohon. Lokakarya Kelas Mendea 2018.

Air sejatinya jadi permasalahan utama kita. Bagaimana caranya agar manfaat air bisa kembali normal? Nyatanya, air tawar yang dapat dikonsumsi oleh manusia hanyalah sebesar 3% dari total yang ada, untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Selain itu, faktanya, ada banyak air yang yang terkandung dalam tanah dan permukaan tanah, namun tidak dapat dimanfaatkan semuanya untuk kebutuhan tubuh manusia.

Om Ciki memberikan pandangan agar semua orang kembali menanam, sehingga air yang terkandung dalam pohon tetap terjaga.

Selain memberikan materi dalam bentuk kuliah umum, Om Ciki juga mengajak partisipan Kelas Mendea melakukan praktik lapangan tentang bagaimana cara bertahan hidup di alam liar, seperti hutan.

Jalan-jalan partisipan Kelas Mendea dilanjutkan ke Rumah Sayur Pemenang, yang di sanahlah mereka bertemu dengan Ahyadi, inisiator Rumah Sayur Pemenang. Diskusi bersama Ahyadi dimoderatori oleh Imran, pengelola The This-kon Gili Meno sekaligus koordinator Program Aksara Tani Pasirputih. Mereka berbagi cerita tentang pengalaman menanam sayur di pekarangan rumah menggunakan pendekatan tumpang sari dan prinsip-prinsip pertanian subsisten.

Ahyadi (baju abu-abu), Imran (baju biru), dan Bu Jus (baju merah jambu); tiga pegiat pertanian subsisten di Kecamatan Pemenang, memberikan materi kepada partisipan Kelas Mendea 2018.
Foto bersama partisipan Kelas Mendea 2018 bersama pegiat Rumah Sayur Pemenang, Ahyadi.

Malam harinya, partisipan Kelas Mendea mendapatkan materi dari Albert Rahman Putra (pegiat sekaligus pendiri Gubuak Kopi, Solok, Sumatera Barat) melalui Skype. Kuliah daring itu membahas Daur Subur, sebuah proyek yang dikembangkan oleh Gubuak Kopi dalam merespon isu pertanian di Solok dan juga sejarah pengetahuan pertanian lokal di kota tersebut.

Presentasi Alber Rahman Putra (Gubuak Kopi) tentang Daur Subur di Kelas Mendea 2018.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.