Malam sabtu, 11 Januari 2019, pukul 20.00 WITA. Kali ketiga partisipan Kelas Mendea mengikuti kelas daring. Malam itu, pengisi materi Kelas Mendea adalah Soemantri Gelar (seniman multimedia). Ia berbagi pandangan tentang bagaimana cara membingkai isu pertanian dengan pendekatan artistik.

Gelar, sapaan si pemateri, memulai pembahasannya dengan memaparkan hubungan antara Indonesia, Amerika, dan Cina, terkait dengan isu pertanian dan pangan, terutama pada rezim Orba. Menurut Gelar, di zaman pemerintahan Soeharto, masyarakat didorong untuk mengonsumi gandum (yang mana hal itu adalah bagian dari agenda politik agraria rezim). Namun, karena orang Indonesia terbiasa dengan beras, gandum pun kurang diminati. Karenanya, Orba menjalin kerja sama dengan pebisnis Cina, Liem Sioe Liong (Sudono Salim), pemilik PT. Bogasari; inilah yang melatari pengolahan gandum menjadi tepung yang populer di Indonesia. Dari produksi tepung terigu yang besar-besaran, geliat produksi makanan instan pun meningkat, salah satunya produksi mie instan merk Indomie. Produk komersial ini pun terbilang “berhasil” melancarkan gerakan “makan selain nasi”.
Dengan kata lain, isu tentang Indomie, produk makanan instan yang terbilang sangat populer di Indonesia, memiliki kaitan tidak hanya di persoalan isu pangan, tetapi juga pertanian. Dari situ, Gelar pun berbagi cerita tentang salah satu proyek seninya yang merespon “wacana Indomie”. Salah satunya adalah bingkaian artistik terhadap kandungan pengawet Indomie, di mana Gelar membuat sebuah karya seni video instalatif yang mempertunjukkan proses pembusukan Indomie.
“Proyek Indomie” yang diinisiasi Gelar itu menjadi contoh dari pendekatan artistik terhadap isu pangan dan pertanian.