Melihat Proses H. Muzhar

Senin, 13 Maret 2017. Proses residensi seniman Bangsal Menggawe semakin padat dengan jadwal workshop, latihan dan beberapa pertemuan. Seperti misalnya H. Muzhar, ia adalah salah satu seniman residensi pada Bangsal Menggawe 2017 yang bertema “Siq-siq O Bungkuk” yang tengah membingkai karya, merespon tema Bangsal Menggawe 2017 dengan perspektif seni yang akan dituang pada ruang kanvas berukuran 3 X 2 M2.

Muzhar sebagai salah satu perupa senior di Pemenang yang berkarya dengan dominasi alam, respon sosial dan bersifat realis. Dalam bingkai karya yang akan dibuat sebagai projek residensi pada kegiatan ini berencana ingin merefleksi permainan siq-siq O bungkuk dengan karakter orang tua. Dan akan memvisualkan beberapa hal untuk membahsakan nilai-nilai dan tata karama baik yang terkandung dalam tema tersebut.

H. Muzhar menunjukkan fotonya saat ia di Makkah

Sebagai seorang perupa, H. Muzhar merupakan seniman yang cukup dikenal di Lombok Utara dan sekitarnya. Sejak kecil ia telah tertarik pada dunia melukis, ketika duduk di bangku Sekolah Dasar Ia seringkali menggambar/melukis karakter tokoh nasionalis seperti Soekarno, Buya Hamka, Tan Malaka, Soeharto, Antasari dan yang lainnya, pada tas yang dibuat dari karung tepung yang selalu dibeli oleh teman kelasnya, “saya melihat gambar/film, kemudian saya gambar di tas sekolah. Lalu teman-teman saya tertarik untuk membelinya,” tutur H. Muzhar .

Melukis adalah hobinya, pernah ia merantau ke Kota Jakarta untuk mengadu nasib bersama beberapa orang dari warga Menggala, Kecamatan Pemenang, Lombok Utara. Beberapa bulan di Jakarta, dan keberuntungan masih belum memihak padanya, H. Muzhar pun pergi ke Kota Bandung dengan modal sebuah alamat yang diberikan oleh pamannya di kampung. Sejak tinggal di Bandung ia pun betemu dengan beberapa orang yang sejalan dengannya sebagai perupa. Ketika di Bandung kira-kira di tahun 80-an, saat itulah pertama kali saya melukis menggunakan kanvas,” ungkap H. Muzhar mengkisahkan pengalamannya mengawali karya di atas kanvas.

Saat ia muda, menggeluti seni cukil

Tidak hanya itu, H. Muzhar pun pernah menjadi tukang ukir, pembuat relif dan sesekali melukis di tembok. Ketika ditanya tentang kendala yang seringkali menjadi penghambat proses berkaryanya, adalah alat dan bahan, boleh dibilang biaya untuk berkarya terkadang minim, maklumi saja, H. Muzhar orang yang sederhana dan kini sudah berumur 56 tahun, memiliki seorang putra dan putri, ia tetap berkarya dengan apa adanya, tapi dengan hasil yang luar biasa. ***

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.