Program Kelas Inspiratif Be Young Art Camp #3 2017

Langit yang awalnya berwarna hitam digantikan dengan warna biru muda, suara burung kenari yang bersiul, suara ayam jantan yang berkokok, dimana semua itu menandakan telah tibanya pagi hari. Pada pagi hari yang cerah ini semua peserta terlihat bersiap-siap untuk melakukan kegiatan pagi.

Seperti biasanya para peserta berkegiatan untuk melakukan kegiatan senam pagi di lapangan utama. Senam hari ini dipimpin oleh kak Ila dari Jatiwangi, kak Ifa Pekanbaru dan kakak-kakak dari Gorontalo dengan gerakan senam khas mereka masing-masing. Kegiatan senam ini juga bertujuan untuk melancarkan peredaran darah dan melenturkan otot-otot secara umumnya yaitu menyehatkan anggota tubuh agar tidak terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan sebelum kegiatan dimulai.

Senam pagi yang menyehatkan.

Setelah kegiatan senam dilaksanakan, para peserta diberikan waktu untuk beristirahat sejenak serta sarapan dan mandi pagi untuk bersiap-siap melakukan kegiatan berikutnya yaitu kegiatan kelas Inspiratif pertama “Bank Sampah”. Sambil menununggu kedatangan Mbak Aisyah Odiest dengan panggilan mbak Aisyah para peserta langsung menuju ke tempat kelas inspiratif yang akan dilaksanakan.

Waktu telah menunjukkan 08.45, Terlihat dari jauh, mbak Aisyah berjalan menuju ke tempat kelas inspiratif, peserta beserta panitia sudah menunggu kedatangan mbak Aisyah. Dan mbak Aisyah  sebagai pemateri di dalam kelas inspiratif. Kemudian para peserta tidak sabar ingin memulai kelas inspiratif dan ingin mendengar langsung apa sih materi yang akan dibawakan oleh mbak Aisyah.

Aisah Odist berbagi tentang bank sampah.

Mbak Aisyah adalah seorang perempuan yang memiliki nilai cinta alam yang sangat tinggi. Dia telah menggagas sebuah “Bank Sampah” di daerah tempat tinggalnya sendiri karena menurut dia, dulu di lingkungan tempat ia tinggal sangat banyak sampah yang berserakan dan seakan-akan masyarakat disana tidak peduli akan pentingnya kebersihan lingkungan itu, jadi mbak Aisyah menggagas untuk membuat organisasi “Bank Sampah” agar kesadaran masyarakat akan pentingnya sampah itu untuk didaur ulang kembali menjadi kebutuhan sehari-hari. “Bank Sampah” ini juga bertujuan untuk membuka lapangan perkerjaan bagi kalangan masyarakat yang pengangguran.

Materi yang dibawakan oleh mbak Aisyah adalah tentang “Bank Sampah” yang belum begitu kita ketahui. Baik, “Bank Sampah” adalah suatu organisasi tempat menabung sampah dalam artian sampah yang di tabung itu adalah sampah yang akan menghasilkan sejumlah uang dan bank sampah ini lebih mengutamakan kegunaan sampah dan tentu saja untuk meningkatkan kebersihan lingkungan. Manfaat dari “Bank Sampah” ini yaitu mengurangi sampah yang tercemar dan membuat lingkungan hidup menjadi bersih. Yang mengelola “Bank Sampah” ini adalah mbak Aisyah sendiri yang juga menjadi  ketua dari “Bank Sampah” dan petugas beserta staf-staf yang membantu yaitu dari kalangan laki-laki dan perempuan baik itu bapak-bapak, ibu-ibu rumah tangga maupun remaja. Dan lebih banyak dari kalangan masyarakat yang sudah membina rumah tangga dan sebagian lagi dari kalangan remaja yang belum memiliki pekerjaan.

Sistem cara kerja pengolahan “Bank Sampah” sama seperti sistem cara kerja Bank Konvensional. “Bank Sampah” juga memiliki buku tabungan yang berisi tanggal, jumlah, nominal dan nama petugas. Dalam mekanisme “Bank Sampah” akan di perlihatkan jumlah dan jenis dari sampah yang akan diolah tersebut. Organisasi “Bank Sampah” bertempat di Kebon Lelang – Lombok Barat. Bank Sampah sudah dikelola kurang lebih 6 tahun dan bertahan sampai saat ini. Mengelola “Bank Sampah” dapat menghasilkan uang dan mengajak masyarakat untuk menampung sampahnya sendiri dan belajar membuat kerajinan. “Bank Sampah” ini bukan hanya berfokus pada sampah saja, tetapi kebersihan dan keindahan alam misalnya kampung yang penuh dengan sampah dirubah menjadi kampung wisata yang dimana dalam merubah kampung yang penuh dengan sampah harus berinovatif dan mempertahankan kampung wisata sangat penting di butuhkan kekuatan berinovasi atau mengeluarkan ide-ide baru.

Dalam membuat organisasi “Bank Sampah”, hal yang penting adalah perlu membuat struktur organisasi terlebih dahulu dan yang harus ada dalam membuat organisasi adalah menentukan tujuan, misi dan visi, bentuk identitas dan tempat mengelola “Bank Sampah” tidak terlalu penting karena tempatnya mudah untuk di temukan. Modal yang didapatkan untuk membuat organisasi sangat banyak,  bisa di dapatkan dari sampah yang ada disekitar lingkungan sendiri. Dan yang paling penting adalah khusus untuk pengurus dalam organisasi, dia harus bisa mengelola sampah dan memanfaatkan sampah karena 78% sampah bisa dimanfaatkan dan dikelola. Dengan adanya organisasi “Bank Sampah” dapat membuka peluang pekerjaan bagi masyarakat dan kesempatan magang selama 3 bulan sehingga bisa membuka suatu komunitas baru.

Para peserta Be-Young Art Camp memperhatikan penjelasan dari Aisyah Odist.

Mbak Aisyah selalu sharing ilmu dalam pembentukan sebuah organisasi “Bank Sampah”, dan tugas  para staf-staf “Bank Sampah” adalah membuat kerajinan yang akan membantu berjalannya organisasi “Bank Sampah”. Di dalam organisasi “Bank Sampah” juga ada yang namanya rumah kompos, dimana kompos ini tidak mengeluarkan polusi atau udara dan cairan yang tidak jauh beda sama dengan kompos kering saat digunakan, kecuali kompos cair yang dapat mengeluarkan belatung-belatung dan ulat karena memiliki bakteri yang berbeda.

Sampah ekobrik adalah semua jenis sampah bersih yang ada di jalanan kemudian dimanfaatkan kembali menjadi kerajinan yang dapat menghasilkan uang. Kompos Hidroponik adalah kompos takakura yang bisa digunakan dalam system vertical garden, maksud dari vertical garden adalah menanam secara vertical menggunakan botol dimana kompos tersebut digunakan sebagai media tanam dan plastik botol digunakan sebagai tempat penanam.

Waktu masih berlanjut, akan tetapi mbak Aisyah meminta para peserta untuk beristirahat sejenak dan mendiskusikan tetang materi pembahasan Bank Sampah. Tak lama kemudian ada salah satu peserta mengajukan pertanyaan kepada mbak Aisyah tentang “Bagaimana sih cara kita mengelola Bank sampah yang ingin kita terapkan disekolah?” mbak Aisyah kemudian menjawab “Bank sampah sekolah harus memiliki pengurus dari salah satu guru di sekolah, bisa saja wakil kepala sekolah atau guru olahraga, karena jika siswa yang menjadi pengurus maka system Bank Sampah tidak akan bisa beralan dengan baik dan tentu saja ada kerjasama antara guru dan murid dalam menentukan misi dan visi mereka yang baru agar Bank Sampah ini bisa berjalan terus dengan baik. Harus ada catatan dari masing-masing kelas setiap satu kali dalam seminggu agar akumulasi sekolah dapat melaporkan langsung kepada Bank Sampah dan memiliki tabungan di “Bank Sampah Induk”. Dan itu adalah sesi pertanyaan yang menyangkut materi Bank Sampah.

Dan dengan berakhirnya kelas inspiratif, jam telah menunjukkan 12.00 waktu sholat dzuhur telah tiba, mbak Aisyah langsung menutup petemuan kelasnya. Kemudian peserta kembali ketempat lokasi tenda mereka masing-masing untuk melakukan Isoma dan setelah itu akan diteruskan dengan kegiatan berikutnya.

14.00 wita, kelas inspiratif kembali di mulai seperti biasa para peserta bersemangat melangkahkan kakinya ke lokasi. Giliran BerajahAksara mengisi kelas inspiratif yang di pandu oleh Ahmad Ijtihad selaku direktur dalam kelas inspiratif BerajahAksara. BerajahAksara salah satu program pasirputih yang fokus pada melihat potensi melalui narasi-narasi kecil dari warga. BerajahAkasara sendiri percaya bahwa dari narasi-narasi kecil ini ketika di kembangkan akan menjadi besar di kemudian hari.

Ahmad Ijtihad berbagi tentang program Berajahaksara Pasirputih sebagai gerakan riset kolektif berbasis warga.

BerajahAksara mengajak para peserta untuk sadar akan tempat atau lokasi yang di tempati. Ijtihad mengajak para peserta berkeliling ria sambil melihat hal-hal yang menurutnya unik dengan memfoto atau memvideokan. Peserta pun diajak langsung untuk praktik bagaimana pola kerja mengarsip BerajahAkasa. Semua peserta terlihat semangat dan menikmati kegiatan yang dilaksanakan hari ini.

Para peserta Be-Young mewawancarai pengurus Ekowisata Kerujuk, praktik Berajahaksara di lokasi.

Waktu 05.00 menunjukkan bahwa berakhirnya kegiatan kelas inspiratif dan kegiatan-kegiatan yang telah diadakan hari ini. Semua berjalan dengan baik tanpa ada suatu kendala atau permasalahan dalam kegiatan hari ini. ***

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.