Pewacanaan Lokasi Bangsal Menggawe #2, 2017, “ Siq Siq O Bungkuk”

Hari ini Senin 30 Januari 2017. Para Kurator, Fasilitator Dan Partisipan pasirputih pergi mengunjungi bebrerapa lokasi yang direncanakan akan menjadi pusat keramaian pada Program Bangsal Menggawe #2 Tahun 2017. Kunjungan lokasi ini untuk merefleksi Program Bangsal Menggawe yang telah dilaksanakan pada 2016 yang lalu.

Lokasi pertama yang kami kunjungi adalah Lapangan Pemenang, Lapangan Guntur Muda Pemenang merupakan salah satu lokasi yang sebelumnya telah digunakan sebagai ruang warga berkumpul untuk mengikuti acara puncak Bangsal Menggawe “membasaq” Tahun 2016. Lapangan Guntur Muda Pemenang menurut penuturan Ghozali kepada MG Pringgotono (salah satu Kurator Bangsal Menggawe #2 2017) adalah lapangan yang pertama kali ada diantara lapangan-lapangan yang ada di Pemenang. Lokasi pertama yang kami kunjungi ini  refleksinya lebih kepada memetakan teknis, memadukan, membandingkan dan memetakan Perencanaan Bangsal Menggawe #2 Ini.

Lapangan Guntur Muda, Pemenang, Lombok Utara.

Lokasi kedua yang kami kunjungi ialah Gedung Evakuasi Bencana Tsunami, BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) NTB. Awalnya mendatangi lokasi BNPB hanya untuk melihat suasananya saja, karena merupakan tempat yang agaknya kurang terurus oleh pihak pemerintah daerah dalam pemeliharaan. Sembari Muhammad Sibawaihi (Kurator Bangsal Menggawe #2 2017) menjelaskan kepada kami semua tentang pemanfaatan gedung tersebut beberapa bulan terakhir. “gedung sekeren ini kita bisa buat apapun” celetuk MG saat pertama kali melihat suasana gedung yang berlantai 4 dengan  ukuran kurang lebih 40×60 m2, kami pun menelusuri tempat itu dengan seksama, memasuki ruangan-ruangannya seperti toilet, dapur sampai ruang untuk menyimpan logistik. Hingga sampai di lantai atap kami menikmati pemandangan Pemenang yang menyuguhkan laut dan gunung, ialah dua sumber daya alam, potensi yang dimiliki oleh Pemenang juga Lombok Utara.

Tampak dalam Gedung Evakuasi Tsunami, Lombok Utara.
Lantai atas Gedung Evakuasi Tsunami, Lombok Utara.
Tampak dari luar gedung.

Kondisi di Gedung Evakuasi Tsunami, Pemenang, Lombok Utara.
Kondisi lantai paling atas Gedung Evakuasi Tsunami, Pemenang, Lombok Utara.

Kemudian kami ke Bangsal, tempat terakhir yang menjadi “Destinasi” lokasi Program Bangsal Menggawe #2 yang sebenarnya merupakan sentral Program Kegiatan Bangsal Menggawe #1 & #2,  menelik bangsal hari ini,  bahwa sejak awal peresmian Lombok Utara sebagai kabupaten yang berpisah dari kabupaten Lombok Barat pada tahun 2008 dan hingga sekarang telah berusia kurang lebih 7 Tahun, selayak perbincangan yang kami lakukan dengan Mintarja (tokoh masyarakat) yang menganalogikan KLU (Kabupaten Lombok Utara) sebagai seorang bocah kecil berkelamin wanita yang sangat lucu yang tengah asiknya bermain, kata “Si’ Si’ O Bungkuk” ini pun terbit dari pembacaan tersebut namun syarat akan filosofi-filosofi  adab dan tata krama baik yang mengakar di masyarakat. Nilai yang menjadi filosofi tema yang disepakati ini menjadi pengingat bagi kita sebagai masyarakat agar dapat menjadi manusia-manusia yang beradab dan bertata krama baik.

Melihat Pelabuhan Bangsal.
Pantai Timur Bangsal, jalur penyeberangan ke Gili Air.
Pelabuhan Bangsal, Pemenang.

Si’ Si’ O Bungkuk yang dikutip dari sebuah lagu pengiring permainan anak yang dulu menjadi permainan populer era 80-90 dan era Milenium, namun seiring perkembangan zaman, modernitas menggeser kebiasaan tersebut, permainan yang secara teknis tidak jauh berbeda dengan permainan “ular naga panjangnya” (kutipan awal lagu) ini bermetamorfosa menjadi permainan digitalis dan menghapus nilai adab dan tata krama yang tersimpul di dalamnya. Sehingga mengikis esensi sikap baik di tengah masyarakat

Sekelumit pembahasan kami di Bangsal mewacanakan secara umum lokasi sentral program Bangsal Menggawe #2 2017 yang diawali dari inisiasi bagaimana agar mobil-mobil yang biasanya parkir di lokasi tersebut dapat dikomunikasikan dengan baik. Dan wacana tersebut memiliki niatan untuk memaksimalkan Persiapan Bangsal Menggawe #2 2017 dengan sebaik-baiknya. Karena warga, oleh warga dan untuk warga. ***

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.