Kerujuk, 23 September 2017. Lima menit setelah solat asar dilaksanakan, semua peserta Be-Young Art Camp beserta Lingkar Seni Wallacea berkumpul di tengah lapangan tepat di depan panggung acara. Sementara itu beberapa dari anggota POKDARWIS Ekowisata Kerujuk menyiapkan games dan hiburan untuk peserta. Sembari menunggu, sebagian warga datang dan menonton persiapan acara tersebut, mereka menanyakan tentang acara apa yang akan diselenggarakan pada sore itu.
“sore ini ada acara apa kak, kayaknya hiburan iya” Tanya mereka. Tidak lama kemudian spiker beserta alat sound system berbunyi, suara pesan informasi yang disampaikan pembawa acara terdengar hingga ketelinga peserta dan juga Lingkar Seni Wallacea. “Sore ini kita akan ada berbagai macam lomba yang akan menghibur kalian semua.” Ucap pembawa acara dari kejauhan.

Jarum jam menunjuk 16.30 wita, games tradisional pun dimulai. Semua peserta berkumpul dengan membuat semacam lingkaran besar sambil berpegangan tangan. Kejutan demi kejutan diciptakan dari suara candaan pembawa acara yang semakin menambah semangat para peserta, mulai dari teriakan, kekonyolan dan pencairan suasana sehingga membuat acara menjadi semakin seru dan menambah kebahagiaan para peserta.
Ada 3 jenis lomba yang dimainkan pada permainan tradisional tersebut, 3 lomba itu menjadi lomba inti. Selain dari itu, adapun games-games kecil untuk para peserta seperti perefleksian otak serta kefokusan. dimana untuk dilomba intinya juga terdapat unsur-unsur yang memiliki kategori kreativitas, kekompakan dan mengasah jiwa gotong royong.

Permainan yang diselenggarakan di acara sore itu diantaranya, Balapan Terompah, saving ball, masukin gelang ke dalam bambu yang sudah disiapkan oleh beberapa juri dari komunitas Ekowisata Kerujuk.
Lomba balapan terompah adalah permainan yang berbentuk sandal tarumpah yang dijadikan satu dan berkapasitas 3 orang. Dari ketiga orang itu dengan seksama berjalan diatas terompah hingga ke tempat star yang semula dengan syarat mereka harus memutar terlebih dahulu dengan jarak yang sudah ditentukan.

Ada juga lomba yang dinamakan lomba saving ball yang dimana saving ball ini merupakan permainan yang memasukan bola kecil menggunakan potongan bambu dengan diikat tali sebanyak 10 ikatan. Untuk satu orang peserta itu harus membawa satu tali tersebut dan menggiring bolanya hingga masuk ke dalam botol. Yang terakhir yakni lomba memasukan gelang bambu yang dipotong runcing dan ditaruh 2 meter dari jarak peserta yang sudah ditentukan dengan aturan yang telah dijelaskan terlebih dahulu.
Matahari terlihat sedikit malu untuk pergi tenggelam di ufuk sebelah barat Dusun Kerujuk. Games yang dimainkan peserta sudah dilaksanakan, dan semua peserta duduk terpisah-pisah melepas lelah dan membasuh keringat mereka di akhir permainan tradisional tersebut. Pembawa acara yang tadi membuka acara itu menyampaikan pesan dan kesan kemudian acara tersebut ditutup dengan sama-sama bertepuk tangan.
***
Pertunjukan seni music dan pantomime diselenggarakan di acara Be-Young Art Camp #3 dan Lingkar Seni Wallacea, acara tersebut dimulai pada pukul 20.00 WITA. di depan panggung tepat di bawah terop, penonton dipadati oleh para seniman yang datang dari berbagai daerah dan warga turut serta berbondong-bondong menghadiri acara itu dengan membawa sanak keluarga mereka untuk menonton acara pertunjukan.
Lampu panggung dinyalakan seketika pembawa acara mulai mengumumkan susunan acara yang akan ditampilkan. Disamping itu Beberapa panitia masih sibuk mengurusi sound system yang agak sedikit bermasalah dengan suara soundnya. Sementara seniman-seniman yang akan melakukan pertunjukan menyiapkan peralatan music mereka dan juga menghiasi wajah – wajahnya.

Acara itu dibuka dengan pertunjukan music dari beberapa perwakilan sekolah-sekolah diantara mereka yang mempertunjukan pentas puisi konyol yang membuat para penonton tidak bisa menahan tawa. Penonton tertawa bukan karna konten dari puisinya, namun mereka tertawa karna metode pembacaannya terdengar unik dan luar biasa.

Adalah MA NW Bungtiang dari Lombok Timur yang dalam acara itu diwakili oleh 3 orang siswa, dengan masing-masing diantaranya membawa selebaran puisi yang kontennya berbeda. ada yang tema nya berisi tentang kemerdekaan, tentang cinta dan juga tentang telur ayam. Dari ketiga tema tersebut mereka membaca secara bersamaan namun dengan metode bergilir dari beberapa bait yang bertentangan dengan konten puisi yang lain. Hal inilah yang membuat pembacaan puisi tersebut dinilai unik dan menggelitik perut para penonton pada malam itu. Konsep puisi tersebut mereka namakan dengan puisi berantai.

Tak hanya pentas puisi itu saja, beberapa pertunjukan band music seperti Tree O Amphibi dan musik tradisional dari Gorontalo juga dipentaskan pada malam itu. Alat music tradisional seperti gambus dan alat music yang dibuat dari barang bekas dipadukan dengan akustik menjadikan nada dan irama tersebut menjadi semakin menarik yang ditambah lagi dengan lagu-lagu daerah gorontalo.

Lepas dari itu, Pertunjukan pantomime dimainkan oleh dua orang seniman Lingkar Seni Wallacea perwakilan dari gorontalo. Pertunjukan itu mengangkat tentang penebangan pohon liar yang sangat marak terjadi di Indonesia pada umumnya.
Seusai dari pertunjukan pantomime dilanjutkan dengan pentas tari tradisional gorontalo yang diikuti oleh semua penonton yang ada di depan panggung itu dan pentas tersebut sekaligus menjadi penutup acara pada malam hari itu. ***