Di Bukit Yang Kering

Oleh: Muhammad Imran | Komunitas pasirputih Lombok

Kemarin pagi aku pergi ke Rangsot. aku diminta istriku mencari Puk Muni, seorang dukun beranak yang banyak membantu itsriku paska melahirkan. Rangsot adalah sebuah dusun yang berlokasi di sebuah bukit di Kecamatan Tanjung.

Sesampai disana, aku melihat sebuah mobil tanki dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah milik Pemda Kabupaten Lombok Utara. Mobil tersebut melintas di depan rumah Puk Muni. Aku sempat khawatir, jangan-jangan ada kebakaran tempat tersebut. Tak lama setelah melintas di depan rumah Puk Muni, mobil yag mirip mobil pemadpemadam kebakaran yang membawa 5000 liter air itupun berhenti,  sambil memebunyikan klakson. Kemudian beberapa warga berteriak, ”Air datang! Air dataaaaang! air dataaaaaaang!”. Warga lain pun mulai berdatangan sambil membawa berbagai jenis ember. Ternyata, mobil tersebut datang bukan untuk memadamkan si jago merah, melainkan untuk membagian air kepada masyarakat Dusun Rangsot yang sedang dilanda kekeringan.

2014-08-11 12.42.25

2014-08-11 12.42.33

2014-08-11 12.42.05 2014-08-11 12.41.53 2014-08-11 12.42.50 2014-08-11 12.43.16

Suasana Dusun Rangsot yang tenang tiba-tiba menjadi sangat ramai. Puluhan warga berdatangan untuk mendapatkan air. Menarik untuk di ceritakan. Sambil memotret aku sedikit berbincang dengan sopir mobil pemadam kebakaran tersebut.

“Pak, air yang 5000 liter ini di bagikan keseluruh warga ya?”

”ya” jawab sopir tersebut.

“Untuk pengambilan air ini, warga tidak dibatasi agar warga tidak ricuh.” katanya melanjutkan.

“kira-kira,  air 5000 liter ini bisa mencukupi gak?” Tannya ku.

”Cukup gak cukup , ya dicukupi.”

“Biasanya berapa hari sekali Bapak membawa air kesini? “

“Kadang-kadang dua hari sekali , tiga hari sekali , tergantung permintaan kepala dusun di sini. Tapi untungnya warga disini mau di atur.” Ujarnya.

2014-08-11 12.42.58 2014-08-11 12.46.12

Selain itu dari pengakuan salah satu warga, Ibu Is dan Puk Muni sendiri, mereka mengharapkan air bisa datang setiap hari. Namun mau bagaimana lagi, memang sudah begitu kata mereka. Sampai saat ini, Dusun Rangsot hanya memiliki satu sumur yang memiliki air. Dari sumur tersebutlah  warga mendapatkan air untuk kebutuhan sehari-hari. Namun sangat disayangkan, satu sumur untuk lebih dari 200 kepala keluarga. Anwar, salah seorang pekerja Kantor Desa Sigar Penjalin, yang merupakan salah seorang warga Dusun Rangsot menurkan, bahwa seringkali mereka datang ke Pemda Lombok Utara untuk meminta bantuan berupa pemasangan pipa air dari sumber mata air. Namun sampai saat ini usulan tersebut belum diindahkan. Bagi Anwar, pemasangan pipa air akan berdampak positif bukan hanya untuk Dusun Rangsot, namun juga bagi beberapa dusun yang ada disekitarnya. Dan memang setahuku, kekeringan di Dusun Rangsot bukanlah hal yang biasa. Kekeringan terjadi hampir setiap tahun. Namun hal ini masih dibiarkan begitu saja. Semoga ada tindak lanjut dari Pemda dan pihak yang terkait akan hal ini. Jika air miliki warga sudah diambil untuk kepentingan negara oleh Perusahaan Air Minum, juga oleh pabrik-pabrik air mineral, kenapa tidak berani berkorban untuk kepentingan masyarakat sendiri?

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.