Pemutaran Elesan Deq A Tutuq di Sekretariat Forum Komunikasi Alumni Timur Tengah

Oleh: Hamdani | Komunitas pasirputih

Sore itu, matahari mulai meredupkan cahayanya. Dengan asyiknya saya memperhatikkan setiap pojok rumah sembari melepaskan rasa lelah setelah pulang dari Mataram.  Tiba-tiba, perhatian saya buyar ketika handphone yang saya letakkan di lantai berbunyi. Ternyata, itu telpon dari Kak Gozali Komunitas Pasirputih. Katanya, ada telpon dari Dr. Muhsin yang meminta Komunitas pasirputih untuk memutar Filem Elesan Deq a Tutuq bagi kawan-kawan mahasiswa yang berasal dari Kabupaten Lombok Utara di IAIN (Institut Agama Islam Negeri) Mataram. Filem tersebut merupakan karya Filem Dokumenter yang telah kami (Komunitas Pasirputih) buat bersama Forum Lenteng Jakarta. Filem yang kami beri judul, “ELESAN DEQ A TUTUQ” yang dalam Bahasa Indonesia berarti Jejak Yang Tidak Pernah Berhenti. Sesuai kesepakatan dengan Dr. Muchsin, pemutaran filem tersebut akan dilaksanakan pada hari Minggu, 18 Mei 2014 di Sekretariat Forum Komunikasi Alumni Timur Tengah Mataram, pukul 16.00 WITA. Tanpa panjang lebar, sayapun menyatakan kesanggupan saya untuk ikut.

Rekan-rekan mahasiswa IAIN Mataram yang berasal dari Lombok Utara.
Rekan-rekan mahasiswa IAIN Mataram yang berasal dari Lombok Utara.

Kak Gozali meminta kawan-kawan Pasirputih untuk kumpul di rumahnya pukul 14.00 WITA. Sampai pada waktu yang telah kami tentukan, seperti biasa ada saja yang harus kami tunggu. Sepertinya, kata telat telah menjadi tradisi yang harus kami lawan dengan cekatan. Detik demi detik telah kami lewati dengan menunggu, jam yang melingkar di tangan memindahkan waktunya seolah memberi komando segera bergegas untuk berangkat. Tidak tahan menunggu terlalu lama kamipun menyusul teman kami (Anita) ke rumahnya. Sesampainya kami di rumahnya, ternyata dia sedang mencuci baju. Dengan sedikit terheran dan malu dia angkat bicara ’’Oo… payun ta lalo?” (Oo… jadi kita berangkat?). Dengan tergesa-gesa ia masuk kerumahnya mengganti baju dan mencuci muka. Kamipun  siap untuk berangkat dengan memakai sepeda motor. Beberapa teman yang ikut yaitu : Kak Gozali, Jatul, Hadi, Maskanah, Anita dan aku sendiri. Aku waktu itu berboncengan dengan Kak Gozali.

Ditengah perjalanan, saya selalu berfikir tentang acara yang akan kami ikuti. Apakah akan berjalan dengan lancar atau malah sebaliknya. Terbersit dalam fikiran saya, mahasiswa menonton filem, memberikan tanggapan, komentar, dan juga pertanyaan ketika selesai menonton. Semua itu membuat saya tidak sabar ingin cepat sampai. Ingin rasanya saya melipat jalan agar rasa penasaran dan tak sabar itu terjawab dengan cepat. Sesekali hayalan itu hilang, ketika di jalur pusuk kami beriringan dengan mobil-mobil besar bermuatan banyak. Mobil-mobil besar itu mengeluarkan gas-gas hitamnya dengan bau yang sangat menyengat. Sepertinya bau dan rasanya telah memenuhi hidung dan mulut. Menikmati itu semua membuat saya terus bergumam, menyampaikan kekesalan saya pada helm yang saya gunakan. Mesti saya tahu kalau helm itu tidak akan menjawab. Ditambah lagi dengan teman-teman kami yang ketinggalan jauh di belakang. Melihat hal itu membuat kami harus memutuskan untuk berhenti di Rembiga, menunggu mereka agar kami tidak terpisah. Satu persatu mobil dan motor berlalu lalang, namun teman-teman itu tidak juga kelihatan. Padahal matahari siang itu sangatlah terik. Tidak lama kemudian merekapun datang, kamipun melanjutkan perjalanan beriringan.

Sambutan Oleh Dr. H. Mochsin Mochtar,MA.
Sambutan Oleh Dr. H. Mochsin Mochtar,MA.

Sesampai kami di tempat tujuan, terlihat sepeda motor-sepeda motor berjejer. Para mahasiswa terlihat asyik menonton di dalam ruangan. Mereka sedang menonton sebuah Filem Komedi Sasak. Kami disambut dengan cukup baik oleh mahasiswa yang ada disana. Mendengar kedatangan kami, Pak Dr. H. Muhsin langsung keluar dari salah satu ruangan. Lalu beliau menjabat tangan kami sambil mengatakan selamat datang. Beliaupun mempersilahkan kami duduk di sopa yang ada di ruang tamu. “Bareh ta mulai acara niki saweq sembahyang Asyar” (Nanti kita mulai acaranya setelah Sholat Asyar) Tutur beliau memulai pembicaraan. Mendengar hal itu, kami mempergunakan waktu yang ada untuk saling mengenal satu dengan yang lain. Aku sendiri dan Kak Gozali duduk bersama Pak Dr. Muhsin. Sedangkan Hadi dan Jatul mempersiapkan pemutaran. Sementara itu, terlihat Maskanah dan Anita asyik ngobrol bersama beberapa orang mahasiswi yang hadir. Rasanya keakrabatan yang terjalin siang itu seperti sudah terjalin cukup lama. Mungkin karena kami sama-sama berasal dari daerah yang sama (Lombok Utara_Red). Beberapa dari mereka ada yang berasal dari Kecamatan Bayan, Kayangan, Gangga, Tanjung dan Pemenang.

                Tak lama setelah kami tenggelam dalam suasana keakraban, suara Adzan Asyar mulai berbisik pelan namun pasti terdengar. Kamipun berangkat untuk mengambil air wudhu untuk sholat. Tempat sholat yang ada tidak terlalu besar, membuat kami bergantian menunggu giliran untuk sholat. Seusai Sholat Asyar, kamipun bersiap untuk memulai acara sebagaimana yang telah ditentukan. Nampak para mahasiswa duduk setengah lingkaran menghadap ke layar. Teman-teman mahasiswa yang sempat hadir waktu itu berjumlah sekitar 25 orang.

Acara di buka oleh salah seorang rekan mahasiswa yang juga sekaligus koordinator acara tersebut, bernama Hadiburrahman. Dia merupakan seorang mahasiswa IAIN Mataram yang mengambil jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) berasal dari Terengan, Desa Pemenang Timur, Kecamatan Pemenang, Lombok Utara. Selanjutnya kami mendengarkan sambutan dari Bapak Dr. H. Muhsin Mukhtar, Lc, MA. . Beliau juga sempat berkata “…Saya sudah menonton filem ini sampai selesai. Saya berfikir agar kalian juga menonton filem ini. Karena kita butuh informasi dan wawasan tentang daerah kita sendiri, terutama sekali untuk membuka kepekaan sosial kita terhadap kondisi kita kini di Lombok Utara…”. Setelah itu Kak Gozali mewakili Komunitas Pasirputih untuk memberikan sambutan singkatnya. Kak Gozali memberikan penjelasan kepada teman-teman mahasiswa tentang Komunitas Pasirputih dan proses kreatif dari Filem Elesan Deq a Tutuq. Kemudian kami memusatkan perhatian pada sebuah layar yang tidak terlalu besar namun cukup jelas untuk menonton filem yang sudah disiapkan di depan kami. Seketika ruangan itu menjadi hening.

Suasana diskusi setelah pemutaran.
Suasana diskusi setelah pemutaran.

Setiap mata di ruangan itu tertuju pada layar, memperhatikan setiap perubahan frame yang terjadi seperti tidak mau melewatkannya sedikitpun. Terlihat jelas di wajah mereka raut kebingungan. Tetapi sesekali mereka juga tertawa melihat adegan yang dianggap menghibur. Dan ada juga yang sampai tertidur di pertengahan filem. Aku berfikir mungkin karena mereka sedang kecapekan karena seharian harus bergelut dengan pelajaran. Melihat perubahan wajah mereka yang seperti itu membuat saya tersenyum sendiri.

Mereka menghela nafas panjang ketika filem dimatikan. Semua kembali menegakkan badan, memperbaiki posisi duduk untuk masuk ke season berikutnya yaitu diskusi. Diskusi dimulai, Dr. H. Muhsin menjadi orang pertama yang memberikan tanggapannya. Beberapa rekan mahasiswa langsung memberikankan tanggapan tentang filem tersebut berdasarkan pengalaman mereka dalam hidup bermasyarakat. Ada pula yang bertanya tentang pilihan judul, alur penceritaan dan seputar filem dokumenter. Walaupun ada beberapa mahasiswa yang balik ke kos mereka, namun diskusi ringkan berlanjut setelah sholat magrib. Disela-sela diskusi itu, Hadiburrahman minta izin mengcopy filem tersebut untuk mereka tonton lagi bersama-sama. “Kami akan mengundang kawan-kawan Komunitas Pasirputih kembali untuk kita berdiskusi tentang filem ini lebih lanjut…” tutur Adiburrahman yang di-iya-kan oleh kawan-kawan mahasiswa yang lain.

https://www.youtube.com/watch?v=HO5TZUEiflI

1 Comment

  1. japra saparindi

    Membangun komunikasi dgn berkumpul memaparkan kondisi utk lebih baik dlm lingkungan sosial yg beranekaragam serta menumbuhkan kreativitas demi sebuah kemajuan adalah gerakan penyadaran agar hidup lebih harmoni antar sesama.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.