Pengalaman Pertama Syuting: Melihat Terminal Bangsal

Oleh: Hendry Ifansyah | Komunitas pasirputih

Still Image: Syuting Terminal Bangsal
Still Image: Syuting Terminal Bangsal

Hari ini kami sedang syuting tentang Terminal Bangsal Pemenang. Kami mulai syuting dari jam 07.00 WITA, diawali dengan membingkai aktifitas Cidomo (alat transportasi lokal) dan kusirnya. Ini adalah syuting pertama saya. Syuting ini dalam rangka program AksaraMedia Komunitas pasirputih Lombok.

Still Image: Syuting Terminal Bangsal
Still Image: Syuting Terminal Bangsal
Still Image: Syuting Terminal Bangsal
Still Image: Syuting Terminal Bangsal
Still Image: Syuting Terminal Bangsal
Still Image: Syuting Terminal Bangsal

Syuting pertama ini membuka mata saya tentang apa yang terjadi di Terminal Bangsal Pemenang. Dalam proses ini, saya menemukan berbagai masalah yang terjadi di Terminal. Adanya ketegangan antara Taxi dengan Cidomo dan Jasa Angkutan Travel Lokal, hal ini mengakibatkan taxi tidak boleh masuk ke area terminal. Karena tidak boleh masuk ke area terminal, maka Taxi Blue Bird menyewa tanah di luar terminal untuk tempat mangkal.

Still Image: Syuting Terminal Bangsal
Still Image: Syuting Terminal Bangsal

Berbicara tentang cidomo, menurut keterangan beberapa kusir cidomo, mereka harus memliki Surat Izin/ STNK. Surat Izin ini diurus ke pihak Dinas Perhubungan. Pembayaran izin cidomo dilakukan pertahun, dengan biaya Rp. 50.000.-. Jika tidak ada surat izin, maka cidomo tidak diperbolehkan beroperasi. Selain itu, para kusir  berinisiatif untuk membuat nomor cidomo. Jadi, cidomo yang tidak memiliki nomor, tidak diizinkan untuk beroperasi di kawasan Bangsal dan Terminal Bangsal.

Kondisi Terminal Bangsal sudah tidak seperti dulu lagi. Hal ini diungkpakan banyak pihak, termasuk seorang pedagang. Dimana di sela waktu syuting, kami sempat beristirahat di warungnya. Ia menuturkan banyak hal. Mulai dari pertikaian para sopir taxi Blue Bird dan sopir jasa travel lokal dan juga para kusir cidomo. Keberadaan taxi dinilai merugikan beberapa pihak. Sehingga taxi tidak diperbolehkan lagi mangkal di dalam area terminal. Hal ini membuat Ibu Samaah sedikit megeluh. Ia bercerita bahwa sekarang, pendapatannya jadi berkurang. Mereka harus pulang lebih cepet dari sebelumnya. Dulu, ketika sopir taxi masih mangkal di dalam, dagangan laku keras. Karena sopir taxi biasanya membeli makan di tempat mereka. Serta biasanya mereka pulang antara jam 5-6 sore.

Selain itu, Terminal Bangsal saat ini terbilang sangat sepi. Hanya pada hari-hari tertentu saja tampak ramai. Menurutnya, hal ini disebabkan oleh beroperasinya pelabuhan baru, yaitu Pelabuhan Teluk Nara. Sejak beroperasinya pelabuhan tersebut, banyak wisatawan yang memilih menyebrang ke Tiga Gili dari tempat itu.

Still Image: Syuting Terminal Bangsal
Still Image: Syuting Terminal Bangsal
Still Image: Syuting Terminal Bangsal
Still Image: Syuting Terminal Bangsal

Hal lain yang ia ceritakan adalah sering terjadinya percek-cokan. Percek-cokan biasanya terjadi antara penumpang dan kusir cidomo. Ongkos cidomo dari Terminal Bangsal ke Pelabuhan Bangsal dinilai terlalu mahal, padahal jaraknya sangat dekat. Yang sering terjadi adalah, ketika penumpang dan kusir sepakat dengan ongkos A, ketika sampai Terminal Bangsal kusir sengaja meminta tambahan ongkos. Dan hal ini sering sekali di dengar oleh Ibu Samaah. Menurut Ibu Samaah, kenapa tidak dibuatkan peraturan baik oleh Pemda atau para kusir cidomo terkait ongkos dari Terminal Bangsal ke Pelabuhan Bangsal, yang bisa dibaca oleh semua orang termasuk wisatawan. Mendengar cerita dari Inak Samaah, saya menjadi bertanya-tanya. Kenapa hal ini bisa terjadi? Apakah pihak Pemda membiarkan hal ini terjadi?

Kondisi Terminal Bangsal; Still Image: Syuting Terminall Bangsal
Kondisi Terminal Bangsal;
Still Image: Syuting Terminal Bangsal
Kondisi Terminal Bangsal; Still Image: Syuting Terminall Bangsal
Kondisi Terminal Bangsal;
Still Image: Syuting Terminal Bangsal

Kejadian yang carut-marut dan berlarut-larut tersebut, berdampak pada fasilitas yang ada di Terminal Bangsal. Sekarang tidak ada lagi tukang kebun, security/keamanan dan tukang bersih sampah. Menurut Ibu Samaah, beberpa orang petugas yang bertugas dulu sudah tidak mau lagi bekerja dengan alasan tidak ada pasokan gaji.

Ketika kami tanya Inak Samaah, tentang keinginannya terhadap Terminal Bangsal, ia hanya menginginkan pihak Pemda menepati janji. Beberapa kali pihak kecamatan datang melihat-lihat keadaan warung mereka. Namun sampai saat ini belum ada realisasi. Bahkan Pak Camat yang dulu pernah datang meninjau, keburu dipindahkan sebelum janjinya ia penuhi. Jika benar aka nada perbaikan, mereka tidak akan sungkan untuk membayar pajak perbulan. Sebab, dari pengakuan mereka, mereka dulu sempat menyetor uang bulanan sebesar RP. 60.000,-/bulan. Kini, kondisi waru ng mereka sudah tidak layak bagi sebuah Terminal Internasional seperti Terminal Bangsal.

Kondisi Terminal Bangsal; Still Image: Syuting Terminall Bangsal
Kondisi Terminal Bangsal;
Still Image: Syuting Terminal Bangsal

Bahkan jika kita berbicara kelayakan, sungguh kondisi terminal ini sudah sangat memprihatinkan. Jalannya sudah berlubang dimana-mana, ditambah kerikil-kerikil. Jika kendaraan lewat saat musim panas, maka debu yang bercampur kotoran kuda akan beterbangan. Belum lagi rerumputan liar yang panjang. Sampah berserakan. Kendaraan pun diparkir tidak jelas. Hal ini menjadi Pekerjaan Rumah bagi semua pihak, terutama mereka yang mencari nafkah di Terminal Bangsal.

______________________________

Tulisan ini dibuat dalam rangka Program AksaraMedia Komunitas pasirputih. Sebuah upaya penyadaran masyarakat terkait bagaimana kerja media, dan memanfaatkan media untuk kepentingan warga. Silahkan kunjungi Blog AksaraMedia

 

1 Comment

  1. aduh kacau didepan sekretku terminal yang gag rapi
    dekatnya antara terminal dengan labuhan banyak parawisatawan memutuskan untuk berjalan kaki,meskipun pemandangan tak begitu indah yang penting ngirit ongkos coyyy

Tinggalkan Balasan ke imran Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.