Layakkah kita membela negara, manakala negara sendiri tidak membela rakyat-rakyatnya? Butuh berapa banyak korban lagi dan butuh berapa juta kesengsaraan hingga akhirnya Negara turun tangan meihat penderitaan rakyatnya?
Bangsal ini merupakan aset dan gate, pintu gerbang pariwisata Lombok Utara menuju Tiga Gili itu. Dalam satu hari, ratusan juta bisa didapat. Jika tidak dikelola dengan baik, maka kita akan menjadi penonton di Bangsal.
Apa sebenarnya Komunis? Bagimana perkembangannya dan kemusnahannya di Indonesia? Lalu apa yang terjadi sehingga jutaan pengikut Partai Komunis dibantai pada tahun 1965?
Pemutaran ini akan menjadi sesuatu, mungkin tidak sekarang, mungkin dalam pemutaran yang ke 100 atau angka ke 101 kali, atau mungkin pada pemutaran yang ke 1000.
Janganlah heran jika suatu ketika datang seorang pengemis bertanya kepada Anda—seperti sebuah lelucon yang pernah saya baca dalam sebuah komik—dan berkata, "Maukah Anda menukarkan mobil mewah Anda dengan sandal jepit saya?"
Maka, setelah pertumbuhan pesat industri motor, terminal dan pelabuhan Bangsal dipenuhi oleh kekisruhan perebutan lahan operasi mobil-mobil transportasi umum akibat pesatnya industri wisata, saya kembali pada pertanyaan semula: lalu kemana kuda-kuda itu pergi?
Jika kalangan pihak berkepentingan tidak benar-benar memikirkan betapa perlunya mempertimbangkan kualitas sumber daya manusia, kesiapan sumber daya alam dan kematangan strategi pembangunan yang baik, maka hal yang diharapkan oleh semua pihak tidak akan bisa terwujud dengan maksimal.
Konsep yang saya maksud di sini, bukan hanya tentang Bangsal adalah pelabuhan, Terminal Bangsal adalah tempat perhentian sementara sebelum wisatawan tiba di Bangsal, Tiga Gili adalah aset pariwisata yang baik untuk meningkatkan pendapatan daerah dan menopang ekonomi masyarakat.